DPR alias dibawah pohon rindang, itulah yang sedang saya lakukan saat ini. Duduk dibawah pohon mangga di kebun sebelah rumah (detailnya disebelah rumah ada jalan dan disebelah jalan tersebut ada kebun, itulah kebun yang saya maksud). Ini tanah yang Bapak dan Ibu beli mungkin 15 tahun yang lalu, awalnya sawah, diberi timbunan tanah sedikit demi sedikit lama-lama bagian sawahnya hilang juga, kanan kebun ini yang awalnya sawah juga sudah menjadi rumah, kiri kebun ini sudah ada tiga rumah yang besar.
Dulu ketika beberapa bagian tanah ini masih sawah, atau bekas sawah, bapak sempat membuat kolam ikan a.k.a empang. Tidak dicor hanya sisa sawah yang belum diurug memanjang membentuk huruf L dari selatan, barat daya ke utara. Ada beberapa ikan mas yang dilepas dikolam ini. Dulu, waktu sore hari kolam ini salah satu tempat main saya dan Nok Unis ketika sore.
Waktu bergerak cepat, jaman saya kecil, sebelah rumah ini sawah semua. semua menghampar hijau dimusim tanam dan menguning dimusim panen. Sesekali ketika makan sore pasti Ibu mengikuti kami berdua yang bermain menyusuri galengan (pembatas) sawah. Kabel-kabel Saluran Utama PLN juga masih menjuntai dari tiang satu ke tiang lainnya, tiang terdekat dari rumah satu ada di lapangan depan rumah, tapi bukan didepan rumah persis tapi ke utara terpaut 10 rumah, tiang PLN satunya lagi ada disawah, dan tiang ditengah sawah ini merupakan salah satu tujuan anak-anak bermain.
Dikebun ini sendiri yang rutin mengisi adalah Pohon pisang dari berbagai varian pisang, setidaknya pisang kepok dan pisang raja ada disini. Pohon cemara udang yang dulu hanya berukuran 2-3 meter jaman saya SMP, sekarang sudah menjulang tinggi hingga 5-6 meter, ini karena cemara yang seharusnya dipotong rutin tidak dipotong.
Kembali ke DPR, ceritanya siang ini ada kegiatan mengurug (menimbun) sawah di belakang kebun ini, karena Bapak pergi kondangan jadi saya dilantik menjadi mandor sementara di sini. Ibu bilang dibawah pohon Mangga enak kok kena angin sembribit. Ya karena 500 M dibelakang rumah sudah pantai jadi kalau siang angin dari pantai terasa sampai kesini, dan karena pohon pohon dikebun ini banyak jadi anginnya menyejukkan dan tidak panas.
Melihat banyak cemara dikebun ini jadi berasa di hutan cemara kecil dan kepikiran bahwa banyak kota yang masih membutuhkan hutan kota, mungkin termasuk Cilacap. Selain menyimpan cadangan air hutan, hutan kota juga bisa menjadi filter udara. Mungkin hutan kota kecil bisa dibuka menjadi taman kota yang bisa digunakan para penulis untuk menulis DPR, Menulis Dibawah Pohon Rindang. Sekian.Tabik.