Sudah mmmm berapa tahun ya gw menggunakan layanan filesharing, mulai dari Rapidshare, kemudian Hotfile (kalau ini kata om @dezinfectant itu tempat donlot file hot hot ya :D), kemudian dua yang terakhir Fileserve dan Filesonic. Layanan yang baru gw sebut merupakan layanan filesharing yang gw pernah pake layanan premiumnya (biasanya iuran sama temen-temen). OK berikut pengalaman dan komen gw menggunakan layanan-layanan tersebut.
Semuanya berawal dari Rapidshare. Gw sempet cukup lama pake layanan free Rapidshare, jaman itu lumayan cukup nunggu dan gak perlu isi CAPTCHA, meskpun gak bisa di resume alias kalau donlot putus harus mulai lagi dari awal tapi not bad lah karena internet kala itu pelan pelan saja 🙂
Semua berubah ketika negara api menyerang salah seorang dosen yang sering main ke lab tanya bisa gak beli akun premium Rapidshare dan kebetulan beberapa saat sebelumnya gw baru aja tau idrapid, alhasil saya dikasi uang untuk transfer dan buat akun ke idrapid, dan sejak saat itu mulai kecanduan untuk langganan akun premium. Cukup lama bapak Dosen ini mendanai akun premium rapidshare untuk digunakan rame-rame, gw mengalami mulai kuota unduh Rapidshare unlimited, 10 GB per pekan (apa 10 GB per pekan?, iya jaman itu semaleman paling bisa ngunduh 1GB), kemudian turun jadi 5 GB per pekan, kalau gak kepake kumulatif sampe 25 GB kalau ndak salah. Kemudian Si Bapak menjadi semakin sibuk dengan penelitian dan jarang mencari buku-buku bagus yang dihost di Rapidshare sehingga akhirnya diputuskan untuk tidak mendanai lagi proyek ini 🙂
Beberapa saat setelahnya mas @grahacyrus mengajak untuk iuran langganan Rapidshare sendiri, dan ya akhirnya beberapa saat kami langganan Rapidshare. Rapidshare ini merupakan salah satu file sharing yang mantab. Jarang sekali error meskipun setahu gw karena jaman itu pemain file sharing masih bisa dihitung pake jari (jari tangan dan jari kaki mungkin) sehingga Rapidshare banyak digunakan. Dengan akun premium plus download manager maknyus. Dulu gw sering ninggal unduhan malam-malam di markas yang satu ini, dikomputer yang tak tentu, meskipun belum sempat terusir tapi karena sering kali ketika mau merapikan unduhan komputer sedang digunakan oleh rekan lain hal ini lama-lama merepotkan. Akhirnya saya pindah mengunduh di server.
Dengan <a href="https://www.gnu.org/s/wget/">wget</a>
cukup menggunakan opsi --http-user
dan --http-password
untuk memasukkan username dan password akun premium. karena secara default wget hanya membuka satu koneksi ke server maka gw biasanya njalanin beberapa unduhan sekaligus supaya bisa menuh-menuhin line internet yang ada. Minus nya hanya ketika sebuah file sudah selesai diunduh sampai akhir dan saya mencoba untuk me-resume unduhan tersebut maka wget akan mengunduh ulang dari awal. Doh! jadi jaman itu harus metani (melihat dengan teliti) satu per satu, kalau sudah full saya hapus dari daftar yang belum saya resume.
Semua berubah ketika Rapidshare memberhentikan program point nya. Ini merupakan hal yang membuat para penggunggah (uploader) lebih bersemangat, jadi ketika file yang kita unggah di unduh oleh orang lain, maka kita akan mendapat poin, tentu Rapidshare sudah memiliki sistem untuk mencegah abuse. File yang diunduh 100 bahkan 1000 kali dari alamat IP yang sama tetap akan dianggap satu unduhan dalam hari yang sama.
Setelah program poin Rapidshare berhenti, para pengunggah pindah ke layanan lain salah satunya adalah hotfile. Meskipun namanya Hot tapi tidak ada ke Hot an dari layanan ini selain server-servernya layanannya yang setangguh Rapidshare. Server Hotfile termasuk bagus dibandingkan dengan Filesonic dan Fileserve misalnya, jarang sekali unduhan putus karena server kepenuhan, kecepatan unduh pun dari tiap server kurang lebih sama, misal kita punya line internet 2 Mbps maka kita bisa menggunakan seluruh bandwith itu untuk mengunduh dari tiap server, kadang memang ada server yang lambat, meskipun internet kosong tapi kita cuma bisa pakai separunya saja tapi jarang gw nemuin server hotfile kayak gini.
Mengunduh dengan wget? gak bisa pake opsi --http-user
dan --http-password
, harus save Cookie ke sebuah file, dan meload cookie ini ketika mengunduh. Oh iya satu lagi enaknya hotfile, Cookienya tidak mengunci di satu IP tertentu sehingga dengan cookie yang sama kita bisa mengunduh dari IP publik yang berbeda.
Cukup lama menggunakan layanan hotfile, akhir tahun lalu gw dan temen-temen sempet langganan untuk periode setengah tahun dan apesnya akhir tahun lalu Email gw di hack orang dan password hotfilenya diubah 🙁 Yang gak enak juga dari hotfile adalah mereka tidak bertanggung jawab atas hacked account, hotfile tidak memiliki mekanisme untuk mengambil alih akun kembali. ini ada di halaman FAQ
_
**Q.**My account was hacked?
A. You must keep secure your account information. Any mails about hacked accounts, changed information and so on will be ignored! It is your responsibility to keep your account information safe!
_
Waktu kehilangan akun hotfile akun itu baru dipake satu bulan, jadi lima bulan terbuang sia-sia, maaf teman-teman 🙁 Gw sempe nyoba untuk brute force akun hotfile pake wordlist macem-macem, tapi ndak berhasil juga 🙁
Akhirnya beli ulang akun untuk satu bulan dan kali ini dengan akun email yang memang khusus untuk akun premium seperti ini 🙂 Awal tahun 2011 ini file-file yang ada di Hotfile entah kenapa cepat hilang, banyak pengunggah curiga ini dihapus oleh hotfile sendiri ketika ada barang bajakan yang diunggah ke situsnya (ya meskipun tentu masih banyak yang lolos) 🙂
Mas @grahacyrus lagi yang mengajak untuk mencoba menggunakan Filesonic. Waktu itu sore-sore mas @grahacyrus langsung transfer via internet banking, gw buat user, konfirmasi dsb. Pengalaman pertama menggunakan Filesonic bagaimana? Menyebalkan, jangankan menggunakan wget, menggunakan Internet Download Accelerator saja lambat, belum lagi cookies cepat expired kadang baru putus sekali sudah expired, bahkan kita gak bisa membuat daftar unduhan, karena ketika pertama kali di unduh Download Manager (dapat link dan ukuran file) maka harus langsung diunduh, ketika kita memilih untuk membuat antrian maka cookie itu akan expired 🙁 akhirnya hanya bisa dipake untuk mengunduh buku dan majalah yang ukurannya kecil-kecil, gak sampai 100MB. Kenapa waktu itu mencoba filesonic karena salah satu situs langganan kita mempromosikan filesonic dan banyak file di host di filesonic.
Tidak puas dengan filesonic dan link di hotfile juga mulai berkurang, akhirnya kami melanggan fileserve. Tapi sebelum cerita fileserve gw mau cerita tentang filesonic sekarang, karena sekarang dan dulu beda. sekarang filesonic sudah seperti layanan file sharing lainnya, cookie cukup lama expired, kita bisa membuat download list (karena cookie tidak cepat expired) dan ketika koneksi putus sampai beberapa kali pun masih bisa resume.
Server juga relatif lebih cepat dari fileserve, hanya saja kalau kita mengunduh dengan wget server filesonic tidak melempar nama file ke wget sehingga harus manual menggunakan opsi -O
dan menyebutkan apa nama file yang ingin kita gunakan untuk menyimpan unduhan tersebut.
Fileserve merupakan pelarian dari hotfile dan setelah mencoba filesonic tidak puas. Fileserve cukup bagus, tapi tetap ada beberapa hal yang mengganggu, diantaranya cookie yang lock IP sehingga ganti IP kita harus re login (kalau dengan download manager seperti IDM bukan masalah besar karena semuanya otomatis, kalau dengan wget artinya harus save cookie ulang). Selain itu yang menyebalkan adalah ketika sebuah server penuh maka kecepatan mengunduh dari server tersebut menurun drastis, bahkan ada beberapa server yang tidak memberikan respon dan kalau ini terjadi maka unduhan kita akan dialihkan ke server https://fsdndm.fileserve.com yang kata seseorang disebuah forum fsdndm itu server yang menangani ketika server lain tidak merespon 🙂
Sekian pengalaman gw menggunakan layanan file sharing, layanan lain yang OK tentu saja Mediafire yang bisa diresume dan 4shared yang katanya mau diblok oleh pak menkominfo, #nomention ah 🙂 Tabik.